Kamis, 10 Juli 2014

MUSIK GONDANG PADA UPACARA ADAT BATAK (Kajian Peranan, Kedudukan Musik dan Fungsi Musik pada Tortor Batak)

A.      PENDAHULUAN
Musik memiliki peranan yang sangat penting pada upacara adat. Salah satu suku yang ada di Indonesia adalah Suku Batak dimana dalam upacara adat istiadatnya, musik mempunyai bagian yang penting dan dianggap sakral.  Kawasan tanah Batak terletak di Pulau Sumatera dan secara administratif  kawasan ini masuk dalam wilayah Sumatra Utara. Pada awalnya kawasan tanah Batak mencakup keseluruhan daerah yang dinamakan dengan Tapanuli, yaitu daerah Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, dan Tapanuli Tengah, serta ada tiga daerah lainnya yaitu daerah Simalungun, Pakpak Dairi, dan Karo.  Akan tetapi belakangan ini muncul suatu kesan bahwa yang disebut dengan tanah Batak hanyalah daerah Batak Toba atau Tapanuli Utara, sedangkan yang lainya seolah-olah tidak termasuk lagi kedalam kawasan Tanah Batak Toba.
Pada zaman Sisingamangaraja, kawasan  Tanah Batak Toba terdiri dari empat daerah yaitu Samosir, Toba Holbung, Humbang, dan Silindung. Setelah Indonesia merdeka, pengadministrasian keseluruhan Indonesia mulai dibenahi tak terkecuali daerah Batak Toba. Daerah dibuat menjadi sebuah kabupaten yaitu kabupaten Tapanuli Utara dengan ibukota Tarutung.Tentang asal usul hingga kini masih belum dapat dipastikan oleh para sejarawan maupun para antropolog. Banyak pendapat tentang asal usul suku Batak ini namun memiliki pendapat yang berbeda-beda. Timbulnya perbedaan ini dikarenakan belum adanya peninggalan sejarah yang dapat dijadikan sebagai bukti untuk memastikan asal usul suku Batak ini. Di samping itu ada sebagian orang Batak yang berpegang kepada Mitologi yang menceritakan tentang asal-usul suku Batak.
Menurut kajian sejarah dan antropologi, suku Batak adalah salah satu suku bangsa yang termasuk dalam rumpun melayu atau Indonesia tua dan mungkin juga menjadi yang tertua di Sumatera khususnya dan di Indonesia pada umumnya. Namun ada juga sebagian berpendapat bahwa orang Batak sudah berada di tanah Batak sejak 800 sampai 1000 tahun yang lalu. Suku Batak terbagi kepada enam subsuku yaitu Batak Toba, Angkola, Mandailing, Simalungun, Pakpak, dan Karo. Keenam dari suku ini sama-sama mengakui bahwa mereka adalah keturunan Si Raja Batak atau Nenek moyang orang Batak.
Asal-usul suku Batak dilihat dari kajian menurut mitologi Batak, suku ini adalah sebuah suku yang kaya akan mitos baik tentang Tuhan, dewa-dewa maupun tentang penciptaan bumi, manusia dan tumbuh-tumbuhan. Semua mitos ini sejak dahulu diceritakan dari mulut ke mulut atau melalui lisan oleh orang tua yang paham akan hal itu kepada orang yang lebih muda atau anak-anak. Menurut mitologi Batak bahwa asal mula suku Batak tepatnya dari suatu daerah yang bernama pusuk buhit, sebuah gunung yang terletak di pinggiran sebelah barat Pulau Samosir. Pulau ini berada di tengah-tengah Danau Toba yang kini terkenal sebagai tujuan wisata. Dalam Mitologi Batak bahwa yang pertama ialah Si Raja Ihat Manisia dan Si Boru Ihat Manisia. Sepasang putra-putri ini adalah hasil perkawinan antara Si Boru Deakparujar dengan Raja Odap-odap. Dengan demikian asal usul suku Batak dapat dilihat dari kajian antropologi dan mitologi. Kedua kajian tersebut memiliki dasar yang berbeda dan tidak dapat disandingkan dengan logika ataupun dengan kepercayaan dari suku Batak ini.
Dalam konteks kehidupan tradisional masyarakat Batak Toba, kegiatan bermain musik merupakan sesuatu yang menonjol. Berbagai kegiatan musik dapat dilihat dari dua konteks kegunaan yakni; kegiatan musik yang dilakukan untuk sesuatu yang sifatnya hiburan dan kegiatan pertunjukan musik yang dilakukan dengan konteks adat dan ritual agama. Aktivitas musik yang bersifat hiburan umumnya ditampilkan dalam bentuk nyanyian atau permainan alat musik tunggal tetapi yang bersifat seremonial umumnya dimainkan dalam bentuk ansambel.
Salah satu komponen penting dalam setiap upacara Batak adalah membunyikan gondang (gendang). Gendang merupakan alat musik tradisional suku Bangsa Batak. Gendang ini wajib dibunyikan pada waktu upacara adat berlangsung. Ditinjau dari segi penggunaannya, gendang dapat dibagi kepada dua kelompok yaitu gondang sabangunan (gendang lengkap) dan gondang hasapi (gendang hasapi).
Membunyikan gendang dalam upacara agama bukanlah hanya sekedar saja, melainkan mempunyai makna yang tersendiri dalam keseluruhan prosesi upacara adat. Ada dua hal yang penting dalam gondang sabangunan ini yaitu pargonsi dan pangintaran  yang akan dibahas dalam pembahasan selanjutnya. 

B.       Peranan Musik Gondang dalam Upacara Batak
Musik pada masyarakat Batak Toba merupakan hal yang sangat penting. Dapat dikatakan bahwa tidak ada sebuah bentuk upacara yang tidak melibatkan ensambel musik Batak. Di masyarakat Batak Toba terdapat dua jenis ensambel musik yang penting yakni gondang hasapi dan gondang sabangunan. Kedua ansambel musik ini selalu menjadi bagian dari aktivitas upacara ritual dan adat. Gondang pada umumnya mengiringi tarian sosial (tor-tor). Di dalam melakukan tarian bersama, salah seorang penari biasanya bertindak sebagai pemimpin kelompok penari, sekaligus sebagai orang yang bertugas untuk meminta lagu.
Peranan ansambel musik gondang ini dapat ditemukan di berbagai upacara lainnya. Ensambel godang sabangunan digunakan pada upacara mangongkal holi, pasiarhon junjungan, gondang saem, mangalat horbo lae-lae, dan pesta tugu. Upacara mangongkal holi merupakan upacara penggalian tulang belulang orang tua yang sudah meninggal dan menempatkannya di suatu tempat tertentu. Upacara pasiarhon junjungan merupakan upacara pemanggilan roh nenek moyang dan masih dipergunakan oleh agama malim. Upacara gondang saem adalah upacara untuk penyembuhan. Dalam upacara pernikahan, gondang sabangunan ini masih banyak dijumpai di berbagai upacara adat Batak.
Hal yang sering digunakan dalam upacara adat adalah gondang sabangunan dibanding dengan gondang hasapiGondang hasapi ini umumnya dimainkan pada pertunjukan-pertunjukan ritual yang diadakan di dalam ruangan atau rumah.

C.      Pembagian Musik Gondang dalam Adat Batak
Di dalam masyarakat Batak Toba dikenal dua jenis ensambel musik yaitu gondang hasapi dan gondang sabangunan. Tiap ensambel memiliki alat-alat musik tersendiri kecuali alat musik hesek. Alat-alat musik yang terdapat pada ensambel gondang hasapi tidak dimainkan dalam ensambel gondang sabangunan, demikian pula sebaliknya.
1.        Musik Gondang Hasapi
Musik gondang hasapi dianggap sebagi bentuk ensambel musik yang kecil, dimana penggunaannya terbatas pada ruang yang lebih kecil dan tertutup. Musik ini biasanya dimainkan oleh lima orang atau lebih. Dalam konteks perkembangannya, gondang hasapi kadangkala diperluas dengan alat musik sulim, yaitu sejenis suling bambu yang secara tradisional dipergunakan dalam konteks hiburan pribadi.
Pembagian Gondang Hasapi terdiri dari:
a.        Sarune etek, sejenis alat tiup berlidah tunggal
b.       Hasapi Ende, atau sering disebut hasapi taganing yaitu lute berleher pendek yang dipetik dan memiliki dua buah senar.
c.       Hasapi doal, alat ini sama bentuknya dengan hasapi ende, perbedaannya hanya terletak pada peranan musikalnya.
d.        Garantung, sejenis xylophone yaitu alat musik berbilah yang terbuat dari kayu
e.         Hesek, semacam alat perkusi dari plat besi atau botol kaca.

2.        Musik Gondang Sabangunan
Ensambel gondang sabangunan sering disebut dengan gondang bolon. Kata bolon berarti besar, dengan demikian gondang bolon berarti ensambel musik yang besar. Pertunjukan gondang sabangunan sering dilakukan di halaman terbuka, walaupun dapat juga dimainkan di dalam ruangan.
Gondang sabangunan pada umumnya dimainkan oleh tujuh orang, yakni satu orang memainkan sarune bolon, taganing, odap, gondang bolon, ogung oloan, ihutan, ogung doal, ogung panggora dan satu orang lainya memainkan hesek
Ensambel gondang sabangunan terdiri dari:
a.         Sarune bolon, jenis alat tiup berlidah ganda
Sarune Bolon adalah sejenis alat musik tiup yang berlidah ganda, seperti oboe dalam musik barat. Dalam bahasa batak toba, bolon berarti besar. Jadi Sarune Bolon  artinya sarune yang besar. Panjang bagian batang sarune lebih kurang 46,5 cm. Sarune bolon  memiliki bagian-bagian lain yang terpisah seperti ipit-ipit, ambong-ambing, dan anggar-anggar. Ipit-ipit adalah bagian lidah dari Sarune Bolon.
b.         Taganing
Taganing adalah sejenis alat musik gendang yang tergolong pada kategori gendang rak bernada. Taganing terdiri dari lima buah gendang yang kadang-kadang berbentuk tabung melengkung atau tabung lurus. Seperangkat gendang bernada bermuka satu, yang terdiri dari odap-odap, paidua odap, painonga, paidua ting-ting, dan ting-ting 
c.    Gordang bolon
Gendang-bas bermuka satu yang lebih besar dan lebih rendah. Gordang bolon merupakan jenis gendang yang sama dengan taganing, namun memiliki ukuran yang lebih besar. Disamping ukurannya yang lebih besar, Gordang juga tidak dilaras mengacu pada nada-nada tertentu.
d.   Ogung
Empat buah gong dengan ukuran yang berbeda, ihutan, doal, oloan dan panggora. Ogung merupakan seperangkat alat musik gong berpencu yang terdiri dari empat buah.
e.    Hesek, alat perkusi dari plat besi, botol atau benda perkusi apa saja yang bisa menghasilkan bunyi yang tajam
f.     Odap, sejenis gendang kecil yang bermuka dua.
Penggunaan odap dalam ensambel gondang sabangunan sangat jarang ditemukan saat ini. Alat ini hanya dipakai dalam upacara-upacara tertentu dan saat ini ditemukan dalam ritual si pahala lima yang dilakukan oleh kelompok kepercayaan parmalim.
Dalam Batak Toba, pembagian peranan filosofis dari masing-masing alat musik pada ensambel gondang sabangunan merupakan hal khusus yang tidak ditemukan pada gondang hasapi. Setiap alat musik dalam ensambel gondang sabangunan memiliki falsafah tertentu. Hubungan antara konsep falsafah dan pembagiaan peranan musikal tiap-tiap alat tercermin dalam konteks permainan musik yaitu:
1)   Peranan alat musik yang mutlak sebagai pembawa melodi pada dasarnya adalah sarune bolon.  Bunyi sarune bolon dianalogikan dengan suara orang yang sedang berkata-kata.
2)  Taganing kadang-kadang bisa bermain mengikuti melodi sarune bolon secara heterofonis atau hanya memberikan aksentuasi ritmis pada garis melodi yang dimainkan sarune bolon.. Bunyi taganing dianalogikan dengan suara orang yang sedang bersungut-sungut, dimana kata-katanya umumnya terdengar kurang jelas.
3) Bunyi ogung berfungsi sebagau pemberi aksentuasi dan penentu siklus yang dianalogikan seperti suara yang bergema.
Ensambel gondang sabangunan juga sering disebut gondang bolon. Kata bolon berarti besar, dengan demikian gondang bolon berarti ensambel yang besar. Pertunjukan gondang sabangunan sering dilakukan di halaman terbuka, walaupun dapat juga dimainkan di dalam ruangan.

D.      Fungsi Gondang Sabangunan dalam Tortor (Tarian Batak Toba)
Arti tortor dalam bahasa batak berarti tarian, tetapi bentuk tarian disini adalah tarian khas batak. Tortor ini termasuk bagian penting dalam upacara adat terutama upacara yang menggunakan persembahan gendang. Tidak ada tortor kalau tidak ada gendang demikian juga sebaliknya bahwa tidak ada gendang kalau tidak ada persembahan tortor.
Tortor itu sendiri dalam upacara adat sama dengan gendang yang berfungsi sebagai perantara untuk menyampaikan niat dan suara hati kepada tuhan. Dari gerak tortor itu akan tergambar bagaimana suasana hati seseorang. Jika keadaan jiwanya penuh dengan kesusahan, jelas akan Nampak dalam lakon tortor itu kurang bergairah dan musik yang dimainkan juga terasa tidak bergairah.  Berbeda dengan orang yang tampak gerak tortornya sangat bergairah dan menunjukkan sikap bergairah itu bermakna bahwa orang yang bersangkutan telah mempersiapkan diri secara fisik dan mental.
Dalam setiap manortor (menari) tentu harus berdiri dan tidak ada manortor yang pelaksanaannya duduk. Meskipun ada orang yang menggerakkan badannya pada saat seseorang manortor, gerakan itu bukan disebut manortor melainkan mantea yaitu gerakan hanya menggerakkan sepuluh jarinya. Maksudnya adalah untuk memberikan perhatian kepada orang yang sedang menari dan supaya terlihat lebih sempurna. Dalam hal ini gondang sabangunan memiliki peranan penting dalam tarian tortor Batak Toba. 

4 komentar: